Masjid Raya Al Mashun Medan |
Masjid Raya Al Mashun atau yang lebih dikenal dan populer dikalangan wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri adalah Masjid Raya Medan. Masjid yang indah dan megah ini berada di Jalan Sisingamangaraja, Medan Kota, Sumatera Utara.
Masjid yang berada tepat di tengah Kota Medan ini menjadi salah satu ikon wisata yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Medan. Bagaimana tidak, Masjid Raya La Mahsun ini mempunyai nilai sejarah yang tinggi yaitu sebagai Masjid utama Kerajaan Deli yang dibangun oleh Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Masjid ini mulai dibangun pada tanggal 21 Agustus 1906 M dan dibuka untuk pada tanggal 10 September 1909 M.
Prasasti Masjid Raya Al Mashun Medan |
Masjid dibangun secara megah dan indah melebihi Istana Maiumun, karena pada saat itu sang sultan berfikir masjid adalah tempat ibdah umat islam yang sakral dan harus menjadi daya tarik masyarakat agar mau melakukan ibdah ke masjid.
Baca Juga : http://www.yandigsa.com/2017/10/pasar-ular-medan-tempat-berburu-barang.html
Dengan menelan biaya sekitar satu juta gulden yang dibiayai secara mandiri oleh Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah ini dirancang oleh arsitek Belanda bernama Tingdeman. Bangunan masjid terbagi menjadi tiga: ruang utama, tempat wudhu dan gerbang masuk. Ruang utama digunakan sebagai tempat shalat, bentuknya bersegi delapan tidak sama sisi. Pada sisi berhadapan lebih kecil, terdapat porch, yaitu unit yang menempel dan menjorok keluar. Di depan tiap-tiap porch terdapat tangga. Pada porch depan yang terletak di timur, terdapat plengkung majemuk, seperti plengkung yang terdapat di masjid-masjid Andalusia.
Pose di depan Masjid Raya Medan |
Baca Juga : http://www.yandigsa.com/2017/10/istana-maimun-di-medan-wisata-sejarah.html
Sisi kiri (selatan-timur) dan kanan (utara-timur) ruang shalat utama dikelingi oleh gang. Gang ini mempunyai deretan bukaan (jendela tak berdaun) lengkung yang berdiri di atas balok, bukan kolom. Bentuk denah segi delapan pada ruang utama diperlihatkan dengan kolom-kolom berbentuk silindris pada masing-masing titik sudut marmer. Kolom-kolom tersebut menyangga plengkung yang bentuk dan hiasannya bercorak Moorish dan Arabesque. Di atas plengkung-plengkung tersebut, terdapat tambour (dinding tumpuan kubah) tumpuan kubah utama. Kubah utama terbesar mengatapi bagian tengah di depan mihrab dan mimbar. Bentuk kubah itu mengikuti model Turki, dengan bentuk yang patah-patah bersegi delapan. Kemudian, di antara kubah, gang keliling dan bagian depan ruang shalat terdapat atap bersisi miring tunggal. Pada dinding tumpuan kubah (tambour), terdapat jendela atas, demikian pula pada dinding atas teras dalam, sehingga ruang shalat utama cukup mendapat cahaya. Kubah utama dikelilingi oleh kubah-kubah berbentuk sama, tapi lebih kecil.
Nah bagi kalian yang berkunjung ke Kota Medan jangan sampai tidak menghampiri Ikon Wisata Masyarakat Medan yaitu Masjid Raya Al Mahsun, Istana Maimun, Pajak Ular, Meriam Putung dll
Sumber :
1. Wikipedia
2. http://www.satupedang.blogspot.com
3. Foto-foto dokumen pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar