Intan dan Semangatnya Yang Sepi
Jumat pagi yang
basah. Tanah basah. Genting basah. Angin basah.Celanaku pun basah tersebab
mimpi. Semua basah. Serumpun embun masih meraja di daun-daun, bunga, batang dan
rumput liar. Matahari masih malas menampakkan dirinya, mungkin masih sibuk
mengeringkan mimpinya tersebab hujan deras semalam. Kuhirup udara pelan-pelan. Setelah
selesai segala sesuatunya pagi ini, aku berangkat ke kantor.
Kegiatanku sehari-hari
adalah menginput data pencairan dari tagihan-tagihan dealer rekanan. Ruangan kantor
sempurna dinginnya meski ac belum juga di nyalakan. Di ruangan admin ini hanya
ada 6 orang saja. Kulihat teman-temanku sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing. Aku mempersiapkan purchase order (po) yang telah ada tagihannya
dari dealer. Satu persatu kukerjakan itu semua, sambil diselingi menelpon
konsumen untuk mengecek kebenaran data yang telah aku pegang.
Mendekati akhir
bulan seperti ini, banyak sekali pekerjaan yang harus cepat diselesaikan. Celakanya
lagi bulan ini tutup bukunya pas dengan weekend. Jujur aku paling malas jika
mendekati hari sabtu dan minggu. Bekerja rasanya setengah hati. Meski demikian,
suka atau tidak suka ya harus dikerjakan. Iseng sambil bekerja, aku melirik
bb-ku. Recents update yang paling utama aku lihat. Ada keasyikaan tersendiri
bisa melihat-lihat update status teman-teman bb-ku. Terkadang lucu, terkadang
sedih, banyak yang galau, tidak sedikit statusnya yang marah-marah atau penuh
doa. Nah kalau hari ini banyak sekali yang update status “Sholat Jumat dulu
biar tambah ganteng”. Aku menahan tawa geli, apa hubungannya coba ganteng
dengan sholat.
Nah yang menarik
statusnya adalah teman baruku di bbm, namanya Intan. Mungkin dia lagi galau
atau benar-benar kesepian sehingga harus menulis status seperti ini “Bbm sepi”.
Iseng, aku komentari statusnya.
“Bakar saja
bbm-nya biar rame hahahaha”
“Selesai semua
donkz gak ada cerita lagi. Weekkkzz. By the way idenya bagus juga” secepat
kilat Intan membalas
Hmmmm rupanya
intan membaca juga catatanku yang kemarin aku publish. Catatan ringan saja,
hanya sekedar ingin menulis dari apa yang aku dapatkan dalam percakapan
beberapa teman di bbm. Hanya ide konyol menurutku.
“Cari keramaian
dunkz biar gak bete. Coba curhat, kenapa jadi sepi?”. Tuing mata sebelahku
mengedip, tak perduli si Intan liat atau tidak heheheh
Intan membalas “Tentang
apa? Pembakaran BB? BBM sepi?”
Ada nada sebal
yang kutangkap dari ucapan yang dia tulis. Ah persetan dengan sebal, aku saja
lagi sebal dengan pekerjaanku yang menumpuk. Satu-satu kukerjakan dan sejenak
kuabaikan bbm Intan.
“Terserah ceita
apa saja, gak mesti tentang bbm yang sepi. By the way, stay dimana?” aku
alihkan pembicaraan dengan menanyakan keberadaannya. Aku belum tahu Intan
berasal dari mana, sebab baru beberapa hari dia menjadi temanku di bbm.
Aku kenal Intan
melalaui jejaring sosial yang saat ini ramai orang menggunakannya. Nama yang
indah menurutku. Intan bagiku artinya sama saja dengan cahaya.
“Sepi? Hidupku
selalu sepi banget. Semenjak habis lebaran lalu aku gak bekerja, gak ada
pemasukkan. Aku kena kanker alias kantong kering” Intan membalas bbm-ku, tetapi
bukan jawaban atas pertanyaanku tadi
“Aku banyak
berada di rumah saja. Hanya sesekali main ke tempat teman” tulisnya lagi
“Kenapa koq bisa?
Emang gak nyari kerjaan?” tanyaku melupakan pertanyaan sebelumnya
“Perusahaan sabut
kelapa tempatku bekerja mengalami kebangkrutan” ceritanya lalu
“Saat ini aku
sedang kembali mencari kerjaan, tidak ada satu pun yang menerimaku, apa karena
aku sudah ketuan ya. Hahahahah”
Oh ini toh
masalahnya, aku sedikit bisa mengambil benang merah dari statusnya yang
kesepian. Aku juga pernah membaca status galaunya di media jejaring sosial. Disana
Intan pernah menulis statusnya seperti ini “Kok
ngelamar kerjaan gak ada yang ditrima Ya?
Pada gak tau sich kalau aku ini
pekerja keras. Kerja apa saja bias, yang
penting halal (promosi com). Padahal butuh bangeet niih”
Hal yang dialami Intan juga pernah
aku alami, hampir setahun setelah aku tidak bekerja lagi sebagai seorang
konsultan untuk pemerintah daerah, tak ada satu pun perusahaan yang bisa menerimaku
sebagai karyawannya. Surat lamaran pekerjaan sudah aku kirimkan kemana-mana. Sampai
bosan sendiri rasanya.
“Kamu gak kerja?” Intan bertanya
“Kerja” balasku singkat
“Intan stay di kota mana?” kembali
aku bertanya
“Janji siapa itu? Perlu bukti”
ditanya apa jawabnya apa. Malah mengomentari statusku. Malas sebenarnya
menjawab pertanyaannya. Lebih kesal lagi salah satu dealer rekanan menanyakan
bukti pencairannya agar segera di fax. Gak tau sedang repot apa ya? Makin kesal.
Ikon not interested meraja. Lama aku menunggu, kulihat layer bbm-ku dengan
Intan, disana tertulis Intan is writing massages.
Sudah lama menunggu balasannya
singkat saja “Kalianda”
Seketika itu juga, tiba-tiba hatiku
di landa putting beliung, eh salah, di landa rindu. Kota kecil yang berada di
paling ujung sumatera dan pintu gerbangnya masuk ke wilayah Lampung serta
kota-kota lainnya di Sumatera bila melalui jalur darat dan kapal laut. Kota kecil
ini juga pernah aku singgahi. Aku bekerja sebagai konsultan di Pemerintah
Daerah Kota Kalianda. Hampir setahun aku merasakan kota kecil ini. Sampai aku
bertanya pada Intan, bahwa Kalianda yang dia sebutkan ada di Kabupaten Lampung
Sealatan. Ternyata benar.
“Aku bekerja di perusahaan
pembiayaan sekarang, tinggal di kota Bandar Jaya. Kabupaten Lampung Tengah” aku
balas dengan menerangkan posisiku
Aku pun menjelaskan bahwa aku pernah
bekerja disana. Pernah menikmati senja di pantai-pantai yang ada di Kalianda.
Kalianda termasuk kota yang selalu di kunjungi, karena banyak pantai-pantai
yang indah meski tak seindah pantai-pantai lain yang ada di Indonesia. Tetapi kerab
ramai bila musim liburan tiba. Intan menjelaskan bahwa rumahnya berjarak kurang
lebih 20 KM dari arah Kalianda. Posisinya di Sidomulya arah ke Pelabuhan Bakau
Heni.
“Kenapa perusahaannya bangkrut?”
tanyaku
“Kekurangan bahan baku dan harga di
pasaran turun”
“Oh gitu toh. Yang sabar. Rejeki yang
lain masih banyak koq. Terus berusaha. Cemunguuuthhhhh” aku sok bijak dengan
membalas bbm-nya
Percakapan kami terhenti, karena
masing-masing perut kami minta diisi. Intan disana kelaparan, aku di kantor
kedinginan. Intan pergi makan, aku nulis kata-kata pamungkas sebagai penutup
obrolan.
“Dan diantara orang-orang kesepian
dimana pun berada, apabila sabar dan sadar, pasti akan ada jalan. Bukan jalan
yang gila, benar-benar lurus. Cemuguthhhhh” (By Yandigsa)
Bandar
Jaya, 30 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar