Jumat, 30 November 2012

Seri Percakapan BBM : Intan dan Semangatnya Yang Sepi



Intan dan Semangatnya Yang Sepi

Jumat pagi yang basah. Tanah basah. Genting basah. Angin basah.Celanaku pun basah tersebab mimpi. Semua basah. Serumpun embun masih meraja di daun-daun, bunga, batang dan rumput liar. Matahari masih malas menampakkan dirinya, mungkin masih sibuk mengeringkan mimpinya tersebab hujan deras semalam. Kuhirup udara pelan-pelan. Setelah selesai segala sesuatunya pagi ini, aku berangkat ke kantor.

Kegiatanku sehari-hari adalah menginput data pencairan dari tagihan-tagihan dealer rekanan. Ruangan kantor sempurna dinginnya meski ac belum juga di nyalakan. Di ruangan admin ini hanya ada 6 orang saja. Kulihat teman-temanku sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Aku mempersiapkan purchase order (po) yang telah ada tagihannya dari dealer. Satu persatu kukerjakan itu semua, sambil diselingi menelpon konsumen untuk mengecek kebenaran data yang telah aku pegang.


Mendekati akhir bulan seperti ini, banyak sekali pekerjaan yang harus cepat diselesaikan. Celakanya lagi bulan ini tutup bukunya pas dengan weekend. Jujur aku paling malas jika mendekati hari sabtu dan minggu. Bekerja rasanya setengah hati. Meski demikian, suka atau tidak suka ya harus dikerjakan. Iseng sambil bekerja, aku melirik bb-ku. Recents update yang paling utama aku lihat. Ada keasyikaan tersendiri bisa melihat-lihat update status teman-teman bb-ku. Terkadang lucu, terkadang sedih, banyak yang galau, tidak sedikit statusnya yang marah-marah atau penuh doa. Nah kalau hari ini banyak sekali yang update status “Sholat Jumat dulu biar tambah ganteng”. Aku menahan tawa geli, apa hubungannya coba ganteng dengan sholat.

Nah yang menarik statusnya adalah teman baruku di bbm, namanya Intan. Mungkin dia lagi galau atau benar-benar kesepian sehingga harus menulis status seperti ini “Bbm sepi”. Iseng, aku komentari statusnya.

“Bakar saja bbm-nya biar rame hahahaha”

“Selesai semua donkz gak ada cerita lagi. Weekkkzz. By the way idenya bagus juga” secepat kilat Intan membalas

Hmmmm rupanya intan membaca juga catatanku yang kemarin aku publish. Catatan ringan saja, hanya sekedar ingin menulis dari apa yang aku dapatkan dalam percakapan beberapa teman di bbm. Hanya ide konyol menurutku.

“Cari keramaian dunkz biar gak bete. Coba curhat, kenapa jadi sepi?”. Tuing mata sebelahku mengedip, tak perduli si Intan liat atau tidak heheheh

Intan membalas “Tentang apa? Pembakaran BB? BBM sepi?”

Ada nada sebal yang kutangkap dari ucapan yang dia tulis. Ah persetan dengan sebal, aku saja lagi sebal dengan pekerjaanku yang menumpuk. Satu-satu kukerjakan dan sejenak kuabaikan bbm Intan.

“Terserah ceita apa saja, gak mesti tentang bbm yang sepi. By the way, stay dimana?” aku alihkan pembicaraan dengan menanyakan keberadaannya. Aku belum tahu Intan berasal dari mana, sebab baru beberapa hari dia menjadi temanku di bbm.


Aku kenal Intan melalaui jejaring sosial yang saat ini ramai orang menggunakannya. Nama yang indah menurutku. Intan bagiku artinya sama saja dengan cahaya.

“Sepi? Hidupku selalu sepi banget. Semenjak habis lebaran lalu aku gak bekerja, gak ada pemasukkan. Aku kena kanker alias kantong kering” Intan membalas bbm-ku, tetapi bukan jawaban atas pertanyaanku tadi

“Aku banyak berada di rumah saja. Hanya sesekali main ke tempat teman” tulisnya lagi

“Kenapa koq bisa? Emang gak nyari kerjaan?” tanyaku melupakan pertanyaan sebelumnya

“Perusahaan sabut kelapa tempatku bekerja mengalami kebangkrutan” ceritanya lalu
“Saat ini aku sedang kembali mencari kerjaan, tidak ada satu pun yang menerimaku, apa karena aku sudah ketuan ya. Hahahahah”

Oh ini toh masalahnya, aku sedikit bisa mengambil benang merah dari statusnya yang kesepian. Aku juga pernah membaca status galaunya di media jejaring sosial. Disana Intan pernah menulis statusnya seperti ini “Kok ngelamar kerjaan gak ada yang ditrima Ya?  Pada gak tau sich  kalau aku ini pekerja keras. Kerja apa saja bias,  yang penting halal (promosi com). Padahal butuh bangeet niih”

Hal yang dialami Intan juga pernah aku alami, hampir setahun setelah aku tidak bekerja lagi sebagai seorang konsultan untuk pemerintah daerah, tak ada satu pun perusahaan yang bisa menerimaku sebagai karyawannya. Surat lamaran pekerjaan sudah aku kirimkan kemana-mana. Sampai bosan sendiri rasanya.

“Kamu gak kerja?” Intan bertanya

“Kerja” balasku singkat

“Intan stay di kota mana?” kembali aku bertanya

“Janji siapa itu? Perlu bukti” ditanya apa jawabnya apa. Malah mengomentari statusku. Malas sebenarnya menjawab pertanyaannya. Lebih kesal lagi salah satu dealer rekanan menanyakan bukti pencairannya agar segera di fax. Gak tau sedang repot apa ya? Makin kesal. Ikon not interested meraja. Lama aku menunggu, kulihat layer bbm-ku dengan Intan, disana tertulis Intan is writing massages.

Sudah lama menunggu balasannya singkat saja “Kalianda”

Seketika itu juga, tiba-tiba hatiku di landa putting beliung, eh salah, di landa rindu. Kota kecil yang berada di paling ujung sumatera dan pintu gerbangnya masuk ke wilayah Lampung serta kota-kota lainnya di Sumatera bila melalui jalur darat dan kapal laut. Kota kecil ini juga pernah aku singgahi. Aku bekerja sebagai konsultan di Pemerintah Daerah Kota Kalianda. Hampir setahun aku merasakan kota kecil ini. Sampai aku bertanya pada Intan, bahwa Kalianda yang dia sebutkan ada di Kabupaten Lampung Sealatan. Ternyata benar.

“Aku bekerja di perusahaan pembiayaan sekarang, tinggal di kota Bandar Jaya. Kabupaten Lampung Tengah” aku balas dengan menerangkan posisiku

Aku pun menjelaskan bahwa aku pernah bekerja disana. Pernah menikmati senja di pantai-pantai yang ada di Kalianda. Kalianda termasuk kota yang selalu di kunjungi, karena banyak pantai-pantai yang indah meski tak seindah pantai-pantai lain yang ada di Indonesia. Tetapi kerab ramai bila musim liburan tiba. Intan menjelaskan bahwa rumahnya berjarak kurang lebih 20 KM dari arah Kalianda. Posisinya di Sidomulya arah ke Pelabuhan Bakau Heni.

“Kenapa perusahaannya bangkrut?” tanyaku

“Kekurangan bahan baku dan harga di pasaran turun”

“Oh gitu toh. Yang sabar. Rejeki yang lain masih banyak koq. Terus berusaha. Cemunguuuthhhhh” aku sok bijak dengan membalas bbm-nya

Percakapan kami terhenti, karena masing-masing perut kami minta diisi. Intan disana kelaparan, aku di kantor kedinginan. Intan pergi makan, aku nulis kata-kata pamungkas sebagai penutup obrolan.

“Dan diantara orang-orang kesepian dimana pun berada, apabila sabar dan sadar, pasti akan ada jalan. Bukan jalan yang gila, benar-benar lurus. Cemuguthhhhh” (By Yandigsa)


Bandar Jaya, 30 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar