Mati lampu. Diesel setelah diusahakan agar bisa hidup dan menjadi
energi baru untuk menerangi kantor, malah gak bisa hidup. Entah security
yang menghidupkan terlalu tolol atau mesin dieselnya yang ngambek tidak
pada tempatnya ehhhh salah tidak pada waktunya. Pengap rasanya ruang
bila dalam keadaan gelap. Otomatis AC pun mati. Senja mulai merayap
pelan-pelan di langit. Ruangan ini tinggal dua orang tersisa. Aku dan
salah satu seniorku. Semakin lama semakin tidak betah dibuat gelap. Ayam
saja bila hari sudah mulai gelap pasti akan pulang, nah kalau ruangan
gelap begini aku pun mengikuti cara ayam hendak pulang juga. Setali tiga
uang, yang pasti bukan dapat hutang, seniorku juga punya keinginan dan
rencana yang sama. Meski waktu belum menunjukkan jam pulang, tetapi pada
akhirnya kami berdua sepakat untuk pulang lebih awal.
Meski senja hampir sempurna di langit sana, ternyata sore ini
Matahari masih sombong dengan tetap memberikan cahaya panasnya ke bumi.
Aku yang baru saja keluar dari ruangan, kulitku serasa tergigit genit
oleh cahayanya. Barisan Bangau putih terbang rapi di atas langit, apa
mungkin mereka sedang menari? Kenapa jadi mikirin Bangau yach. Yang
pasti sebelum Bangau itu sampai di sarangnya, aku sudah harus sampai
terlebih dahulu di istana sewaanku.
Istanaku kae kapal pecah. Baju kotor berantakan, meja berhamburan, tv
di langit-langit rumah, gelas berterbangan. Nah ini episode lebay dan
gila hehehehe. Ternyata daerah istanaku pun listrik padam. Sialan PLN.
Untung bb-ku baterai-nya masih kenceng. Recent updates yang senang
sekali kubaca. Status teman-temanku hari ini banyak sekali yang
mengutuki PLN sebab lampu padam. Sambil rebahan, sedikit meluruskan
badan. Bb-ku berbunyi cetarrrrr sesuatu, hadehhhh tepok jidat.
Badri : Yan, jaket lu ketinggalan di kursi
Aku : Oh iya yah. Dah hidup belum lampunya bang
Paling juga Bang Badri merutukiku, ditanya lain jawabannya lain.
Persetan dengan kelainan, aku masih berpikir bagaimana caranya si
Pungguk bisa bertemu bulan, agar rindunya terobati. Hahahahah
Badri : Belum
Aku : Biarin ajalah bang jaket gue di kursi. Gak bakal ada yang ngambil pun.
Kebiasanku adalah pelupa. Ada saja barang yang tertinggal. Pernah
suatu hari ketika pulang kebingungan mencari kunci kesana kemari, sampai
aku obrak-abrik meja kantor tetap juga tuh kunci gak ketemu. Ternyata
eh ternyata si kunci dah ada di lubang gagang pintu. Entah setan mana
yang masang tuh kunci disana. Pernah juga tiba-tiba aku lupa, hatiku
hilang entah kemana. Nah usut punya usut ternyata hatiku dicuri orang.
Perempuan bermata sipit, bersenyum sabit rembulanlah ternyata pelakunya.
Ketika berpapasan di jalan tepat di depan kantorku aku bertemu
dengannya. Hahahaha.
Badri : Tikus tadi sudah pada rebutan Yan, untung gue lerai.
Nah ini yang paling konyol, coba kalian selidiki, tikus mana di dunia
ini yang sibuk merbutkan sebuah jaket?. Sejak kapan tikus suka jaket?
Apa mereka tikus kutub utara atau kutub selatan yang kedinginan dan
membutuhkan jaket?. Yang aku tahu dan sering aku temui di televisi,
majalah, koran atau media pemberitaan yang lain, ya tikus berdasi yang
dengan bangganya disebut Poli(tikus). Kalau tikus yang satu ini mah
jangan ditanya, jangankan jaket, apa pun yang menurut mereka bermanfaat
bagi dirinya dan mungkin orang-orang di sekelilingnya bermanfaat pasti
digasak habis tak tersisa. Di negeri yang di juluki surganya dunia ini
banyak sekali tikus berjaket perlente. Bahkan baru-baru ini satu tikus
yang berasal dari bagian olah raga, atlet atau apa pun itu namanya sebab
aku tak perduli, tertangkap. Tikus satu ini berasal dari keluarga klan
Malacengeng eh salah Malarangeng. Aku juga pernah membaca status teman
di akun jejaring sosial seperti ini "Kayaknya pejabat-pejabat (artinya
menurutku adalah tikus-tikus) yang berkumis lebat jelang akhir tahun ini
pada apes semua, terlengserkan. Seperti FB dan AM. Dan siapa lagi
hayooo?"
Aku : Subhanallah, Tikus aja rebutan. Harusnya lu banggalah bang,
bisa mendapatkan jaket gue dari para tikus itu. Nyengir kuda
hehehehe.
Makin ngakak dibuat cerita Bang Badri setelah dia balas bbm-ku dengan
“Gue dah salto dan koprol Yan saking bangganya”. Gak kebayang
ngeliatnya dan mendengar dia harus ngucapin kata “Wow” berkali-kali
persis iklan salah satu provider kartu telekomunikasi. Cerita ini gak
bakal seru kalau gak di lanjutin.
Aku : Tapi hati-hati bang, sumpah. Di pergelangan jaket gue ada dua tapak dewa.
Yang pertama Tapak Dewa Menghancurkan Rembulan dan yang kedua Tapak
Dewa Membelah Matahari. Hahahahaha (semua cerita tentang Tapak Dewa ini
Silakan kalian baca cersil “Wiro Sableng”)
Sambil menunggu balasan bbm yang tidak seberapa itu dari seniorku di
kantor, aku melihat status teman-teman yang lain. Ada yang membuat
status galau, pamer foto kesana kemari, pamer harta kekayaan, pamer gigi
berbehel tiap kali foto pasti bibirnya di lebar-selebarnya, ada yang
pajang tiket nonton. Menurutku bbm ini ajang unjuk gigi atau unjuk
kemaluan yah hahahahhahaha. Ada juga status yang marah-marah sampai
semua kotoron diucapkan. Ada juga yang majang gambar porno ihhhhhh
syerrreeuuummmm lebih serem dari pocong ngesot (sejak kapan coba pocong
ngesot?). Ciyuzzz nieh mah.
Bandri : Busyettttt dah. Setan Ngompol di bawah panglong, paling juga bohong.
Semua tentang lelucon yang ada di cersil Wiro Sableng akhirnya
keluar. Aku katatakan bahwa “Di kantong jaketnya ada 8 Melati penjelmaan
dari 8 Pocong Menari”. Kebayang gak dengan kalian kalau pocong menari
kae gimana?. Saking kesalnya Bang Badri denganku, dia hanya membalas
bbm-ku dengan singkat padat dan jelas sekali.
Badri : Berobat Yan
Di peraduanku yang empuk, aku sakit perut menahan tawa. Sedangkan
seniorku disana, sakit kepala menahan amarah yang kadung terjadi hanya
gara-gara tikus yang merebutkan jaketku. Jelas sudah tuch para tikus
dimana-mana senang dengan hal yang baru, sebab jaketku emang masih baru.
Hahahaha.
Bandar Jaya, 07122012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar