Menikmati Kemulian Subuh
Sholat
merupakan ibadah yang mempunyai sejarah panjang dalam penerapannya. Sebelum
peristiwa Isra' mi'raj, ibadah sholat hukumnya sunnah muakad. Perintah sholat
wajib diberikan oleh Allah SWT langsung kepada Nabi Muhammad SAW, saat itu
perintah sholat 50 kali dalam sehari semalam. Diceritakan ketika Nabi Muhammad
SAW turun dari Sidratul Muntaha dan bertemu dengan Nabi Musa, ketika itu Nabi
Musa menyarankan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memohon pada Allah SWT agar
meringankan perintah sholat. Akhirnya Allah SWT mengabulkan permohonan Nabi
Muhammad SAW meringankan ibadah sholat menjadi 5 kali sehari semalam seperti
yang kita ketahui sekarang yaitu Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya.
Di antara
sholat-sholat yang ada, Sholat Subuh adalah yang mengawali hari, ia adalah
sholat paling penting yang harus dijaga betul pelaksanaannya, sebab tidak semua
orang bisa konsisten, bahkan sholat ini terasa amat berat bagi orang-orang
munafik (Hal 15). Sabda Nabi Muhammad SAW, “Sholat
yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah sholat Isya dan Subuh.
Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kedua sholat tersebut, tentu
mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak “ (HR. Ahmad).
Al qolam
group ( http://www.alqowamgroup.com/ ) sebagai penerbit
yang konsen menerbitkan buku-buku keislaman yang terus mengalami cetak ulang
berkali-kali mampu menghadirkan buku yang benar-benar dibutuhkan oleh ummat.
Salah satu buku terjemahan yang di hadirkan oleh penerbit al qolam group ( http://www.alqowamgroup.com/
) adalah Keajaiban Sholat Subuh. Buku terjemahan karya Dr. ‘Imād ‘Alī ‘Abdus
Samī’ Husain, seorang Doktor Bidang Dakwah dan Tsaqofah Islamiyah
Universitas Al-Azhar Kairo, setebal 167 halaman ini, terdiri dari 6 bab penting
dalam membahas secara detail mengenai Sholat Subuh
Bab
pertama dalam buku ini menyajikan secara detail mengenai defenisi Fajr. Hal ini
berkaitan pula dalam pelaksanaan Sholat Subuh yang dilakukan pada saat Fajr. Kata-kata Fajar dipakai untuk makna sholat
subuh, karena termasuk bab penamaan sesuatu berdasarkan apa yang semestinya ada
padanya (tasmiayatu 'sy-syai' bi
lazimihi) (Hal 25)
Banyak
perdebatan mengenai kapan seharusnya Sholat Subuh dilaksanakan. Bab kedua dalam
buku ini akan menjawab secara gamblang mengenai waktu diperbolehkannya
melakukan Sholat Subuh dengan acuan Al Quran dan Al Hadist, sehingga siapa saja
yang membaca akan langsung mengetahui kapan seharusnya sholat subuh
dilaksanakan.
Waktu fajar, merupakam saat-saat dimana kehidupan mulai
bernafas dalam kemudahan, kegembiraan, senyuman, keakraban, kecintaan, dan
kerelaan hati
(Hal 40). Penulis mendedah secara indah berdasarkan nash Al Quran dan Al Hadist
mengenai keutamaan yang akan didapat oleh seseorang apabila konsisten
melaksanakan Sholat Subuh berjamaah pada bab ketiga dalam buku ini.
Sering
kita lalai untuk melaksanakan Sholat Subuh. Berbagai macam alasan
melatarbelakangi kita kenapa tidak bisa konsisten melaksanakan Sholat Subuh.
Bab selanjutnya dalam buku ini adalah mendedah secara gamblang kiat-kiat praktis
untuk memelihara pelaksanaan Sholat Subuh secara konsisten. Pembaca akan diberi
arahan mudah untuk bisa melaksanakan kiat praktis melaksanakan Sholat Subuh
secara konsisten secara bertahap.
Sebagai
acuan untuk melakukan suatu ibadah adalah bagaimana kita mengetahui fikih
tentang berbagai hukumnya, agar kita beribadah kepada Allah SWT di atas dasar
ilmu. Penulis buku ini menyadari hal tersebut, sehingga perlu menjabarkan bab
khusus mengenai hukum-hukum penting terkait dengan Sholat Subuh. Dalam bab ini
penulis menjabarkan berbagai hukum yang terkait langsung dalam ibadah Sholat Subuh,
sehingga apabila ada perbedaan dalam pelaksanaannya semisal adzan pada saat
Sholat Subuh, perlu satu kali ataukah dua kali. Maka dalam bab ini penulis
menjelaskan secara detail mengenai adzan Sholat Subuh. Selain memperkuat
pembahasan dalam bab ini dengan dalil Al Quran dan Al Hadist, penulis juga
menjabarkan hikmah-hikmahnya. Serta masih banyak lagi yang akan pembaca temui
mengenai ilmu yang berkaitan langsung dalam pelaksanaan Sholat Subuh.
Sungguh, masjid-masjid di seluruh penjuru dunia ini merintih
pedih dan mengeluh kepada Allah karena dijauhi oleh mayoritas kaum muslimin
ketika Sholat Subuh tengah dilaksanakan. Kalau bukan karena ketentuan Allah
bahwa benda-benda mati itu tidak bisa bicara, tentu manusia dapat mendengar
suara rintihan dan gemuruh tangis masjid-masjid itu mengadu kepada Robbnya Yang
Agung
(Sinopsis buku)
Dalam
pembahasan bab selanjutnya, seakan penulis menyentil kita mengenai kondisi
kekinian kaum muslimin dalam melaksanakan sholat berjamaah di masjid, terutama
bagi kaum laki-laki. Ternyata wanita salaf tekun melaksanakan sholat subuh, di
manakah kaum lelaki kita?
***
Buku
terbitan Al qolam group ( http://www.alqowamgroup.com/
) ini, tergolong buku yang membahas fikih yang ringan dan komunikatif. Terjemahannya
cukup baik sehingga memudahkan pembaca dalam memperdalam mengenai Sholat Subuh.
Bertutur dengan kesan dan gaya yang jauh dari menggurui, buku ini layak dibaca
bagi siapa saja yang menginginkan tetap konsisten melaksanakan Sholat Subuh
berjamaah di masjid. Semoga kita dapat memetik hikmah yang bertaburan dalam
buku ini, sehingga kita mampu mengaplikasikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu’alam.
***
Data Buku
Judul
Buku : Keajaiban
Sholat Subuh: Menguak Misteri Kemuliaan dalam
Sholat Subuh
Judul
Asli : Al-Badru fi`I-Hatstsi `alā
Sholātī `I-Fajr
Penulis
: ‘Imād ‘Alī ‘Abdus Samī’ Husain
Penerjemah
: Muhammed Syedayet
Penerbit
: Wacana Ilmiah Press
Cetakan
I/ Tahun : Febuari 2006
Ukuran
p x
l : 205 x 140 mm
tebal
: 8 mm
Jumlah halaman : xi + 167
hlm
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar