Hikmah dan Cinta Dari Tiap Kejadian
Acap kali seseorang jatuh cinta dan menjalin hubungan serius menuju
jenjang pernikahan. Segala sesuatu yang telah disusun rapi agar semua
harapan dengan tujuan menyatukan dua hati yang berbeda terwujud. Untuk
mencapai tujuan tersebut banyak orang yang pusing mengatur bagaimana
caranya kita mampu mengatasi segala macam masalah yang kerab melanda.
Jatuh cinta adalah tangga pertama untuk menjalin rasa kasih sayang antar
dua insan yang berbeda jenis kelamin dengan tujuan satu yaitu memasuki
jenjang pernikahan.
Tentunya setiap diri manusia yang saling mencinta dan ingin
melanjutkan ke jenjang pernikahan akan membuat suatu rencana yang
matang. Orang membuat rencana itu karena mereka punya tujuan hidup.
Dengan bikin rencana, maka mereka akan mengantisipasi situasi-situasi
tertentu yang bisa mengahalangi mereka mencapai tujuannya (Halaman
87-88). Akan tetapi, seperti halnya rejeki dan kematian, jodoh adalah
rahasia Tuhan. Kita sebagai manusia hanya bisa membuat rencana terbaik,
tetapi dari semua rencana tersebut, Tuhanlah yang Maha Segala penentu.
Tinggal bagaimana kita pada akhirnya menerima semua takdir dari Tuhan.
Meski pun segala sesuatu atas kehendak yang kuasa, tetapi mengenai siapa
yang nanti pada akhirnya menjadi pasangan hidup kita adalah berawal
dari diri kita sendiri. Tuhan akan sama dengan pandangan hambaNya,
apabila seorang hamba yakin maka tujuannya akan tercapai. “Pernikahan
itu nggak ada hubungannya sama jodoh enggak jodoh. It’s just another
stage of life. Sama seperti stage kehidupan lain, untuk bertahan kita
harus berusaha dan berjuang. Jodoh itu juga harus diusahakan dan
diperjuangkan”. (hlm. 201).
Kisah berawal dari pinangan mendadak dari Dewo, seorang pemuda
terpelajar kepada Menina. Alasan Dewo melakukan hal tersebut, karena Dia
mendapatkan beasiswa S2 di Jerman dan keinginan terbesarnya adalah
menikah serta membawa kekasih pergi bersamanya. Dalam kalutnya pikiran
dan berbagai macam pertanyaan dalam hatinya, Menina lantas mengatakan ya
pada Dewo.
Dalam kebimbangan dan kebingungan hati dan pikirannya, Menina
mengirimkan email dan curhat kepada mantan kekasihnya yang bernama
Lanang. Entah apa yang membuat hatinya selalu condong kepada mantan
kekasihnya tersebut, padahal mereka telah lama tidak berkomunikasi dan
Menina secara pribadi pun menganggap bahwa kisah kasih bersama Lanang
sudah berakhir.
Lagi-lagi, manusia hanya bisa membuat rencana. Keputusan Menina untuk
curhat dengan mantan kekasihnya menjadi awal dari kehancuran
hubungannya dengan Dewo. Setelah mengambil cuti bekerja, rencananya
Menina akan ke surabaya hendak melangsungkan acara lamaran. Tetapi
keputusannya berubah seratus delapan puluh derajat. Di mulai dari
keberangkatannya dari Bandung menuju Surabaya naik kereta api, hingga
akhirnya menina harus berbohong dengan berpura-pura ketiduran dan ketika
bangun dia sudah turun di Stasiun Tugu Jogjakarta. Semua hal konyol itu
dilakukannya demi Lanang.
Berdua dengan Lanang, seolah Menina merasakan dejavu cinta
berkali-kali. Dia mengenang semua kisah kasihnya bersama lanang selama
di Jogjakarta dan melupakan rencana lamaran yang akan di selenggarakan
di Surabaya bersama Dewo.
Di tengah rasa yang membuncah dan pengharapan yang begitu besar
mengenai siapa sebenarnya yang Menina cintai, Dewo ataukah Lanang?,
ternyata takdir berkata lain ketika gempa bumi berkekuatan 5,9 SR
mengguncang Jogjakarta. Keputusan untuk tetap berada di Jogjakarta
dengan tujuan mulia membantu korban gempa bumi mendapat reaksi keras
baik dari Dewo maupun keluarga Menina. Pada akhirnya, Menina menyaksikan
begitu banyak hal yang membuatnya kembali berpikir tentang hubungannya
dengan Lanang dan juga calon suaminya (sinopsis). Bagaimana akhir
cinta penuh liku-liku dan seribu tanya yang berkecamuk dalam diri
Menina? Siapakah yang dipilih? Lanang atau Dewo?.
***
Membaca novel ini, kita akan ikut hanyut dalam kisah percintaan yang
mungkin saja terjadi dalam kisah nyata. Novel yang sarat pelajaran
mengenai keputusan terbaik yang harus kita ambil ini membuktikan bahwa
tak selamanya pilihan hati kita itu benar. Adakalanya sesuatu yang
sebelumnya kita anggap biasa saja, pada akhirnya adalah tujuan hidup
yang harus kita jalani. Hidup itu pilihan. Aku selalu bisa memilih yang terbaik untuk diriku dan orang-orang di sekitarku. (Halaman 204)
Herlina P. Dewi sebagai sebagai editor dalam novel ini cukup rapi
meski pun tampilan font yang terlihat lebih kecil dibandingkan yang
lainnya di halaman 90 dan 114. Namun hal ini tidak mengurangi keasikan
pembaca dalam menikmati tiap konfik yang ditampilakan dalam cerita apik
ini. Berbagai konfik yang berkelindan dalam novel ini mampu memberikan
efek hanyut, sehingga pembacanya seolah masuk dalam salah satu karakter
yang ada di dalamnya. Diksi yang ditampilkan pun tidak membuat jidat
pembaca mengerut, sederhana dan mengena.
Bagi anda yang menginginkan bacaan ringan dengan kisah cinta berbeda
yang dibumbui kejadian yang nyata pernah terjadi di Jogjakarta dan
perdebatan hati sang tokoh dalam mengambil keputusan terbaik, maka novel
ini layak menjadi daftar bacaan anda. Semoga setelah membacanya, kita
bisa mengambil hikmah dari tiap kejadian yang ditampilakan dalam novel
ini. Salam budaya.
***
Data Buku:
Judul : Pre Wedding Rush
Penulis : Okke ‘Sepatumerah’
Editor : Herlina P. Dewi
Desain cover : Felix Rubenta
Layout isi : DeeJe
Proofreader : Tikah Kumala
Penerbit : Stiletto Book
Terbit : Desember 2013
Tebal : 204 hlm.
ISBN : 978-602-7572-21-8
REVIEW ini diikutsertakan dalam #PreWedRush Review Contest bareng @sepatumerah, @flashy_shop dan @Stiletto_Book
Info lengkap cek website StilettoBook
Berikut adalah link review di facebook dan kompasiana
https://www.facebook.com/notes/yandigsa-saja/review-novel-pre-wedding-rush/10154305175495052
http://media.kompasiana.com/buku/2014/06/24/review-novel-pre-wedding-rush-669013.html
Resensinya bagus, Mas. :)
BalasHapusTentang cinta yang diuji ya?
Menarik...