Buah
Doa Manis Rasanya
Sejak divonis
dokter mengidap penyakit TBC. Kontan kami sekeluarga terkejut, setelah
mendengar penjelasan dari dr. Syaiful huda. Pasalnya sebelum emak memutuskan
pergi ke dokter spesialis penyakit dalam, emak juga sudah berobat ke bebrapa
dokter yang ada di Kotabumi. dr. Maya N Manan mengatakan, emak hanya batuk dan
demam biasa beberapa hari kedepan pasti sembuh. Tapi setelah beberapa hari
kesembuhan itu tak juga datang. Emak terserang penyakit typhus itu keterangan
yang di dapat dari penjelasan Dr. Hj Maya Metisa. Semua larangan dan pantangan
bagi orang yang mengidap penyakit typhus emak jalankan. Tetapi tak sampai
disitu cobaan datang. Penyakit emak masih enggan berlalu. Tak habis ikhtiar,
emak berobat ke Dr. Yudi Halim Po. Tapi sama seperti biasanya emak masih saja
mengeluh sakit. Akhirnya emak menjalankan test darah, dahak dan rotgen yang
disarankan oleh dr. Syaiful Huda. Hasil test dahak ditemukan kuman
Mycobacterium Tuberculosis, emak positif TBC. Emak dianjurkan agar masuk rumah
sakit.
Setelah mendapatkan
perawatan selam satu minggu di RSUD HM RYACUDU Kotabumi. Akirnya emak
diperbolehkan pulang kerumah. Menurut dokter yang menangani emak, kondisi emak
sudah agak membaik. Tetapi harus tetap minum obat secara teratur selama delapan
bulan. dr. syaiful Huda memberikan surat rujukan untuk diberi ke Puskesmas
terdekat yang ada di daerah rumah kami untuk mengambil obat paket yang harus
diminum oleh emak selama delapan bulan. Dokter pun menyarankan agar emak
istirahat total demi mempercepat proses penyembuhan. Jangan melakukan pekerjaan
yang berat dan pola makan harus dijaga. Begitu pesan dokter.
Aku hanya berdoa
kepada Allah SWT untuk memberikan kesembuhan untuk emak. Saat ini, rasanya aku
belum siap untuk kehilangan emak. Karena menurut informasi yang aku dapatkan,
TBC merupakan penyakit penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung dan
penyakit pembuluh darah lainnya. Dibandingkan dengan penyakit menular lainnya
TBC lebih banyak membunuh kaum muda dan wanita. TBC identik dengan penyakit
orang miskin. Mungkin hal itu benar, karena memang keluarga kami pun termasuk
keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.
Alhamdulillah
Allah SWT memberikan kemudahan kepada kelurga kami. Selama menjalani perawatan
di rumah sakit, semua biaya di tanggung oleh kakak sepupu anak dari kakak
emakku yang pertama. Walau pun awalnya emak berobat dan masuk rumah sakit
menggunakan surat jaminan kesehatan masyarakat miskin (Jamkesmas). Buah manis
dari silaturahim kepada saudara.
“siapa yang
ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rejekinya, hendaklah ia berbakti
kepada kedua orang tua dan memelihara silaturahim”. (HR : Ahmad)
* Sarjana
Nganggur
Setelah habis
kontrak kerja di perusahaan swasta tempatku bekerja selama satu tahun setengah
dan tidak ada perpanjangan kontrak. Kontan sejak saat itu aku jadi
pengangguran. Entah sudah berapa banyak surat lamaran pekerjaan yang telah saya
buat. Setiap ada informasi lowongan pekerjaan terbaru pasti aku memasukkan
surat lamaran. Bahkan petugas kantor pos sampai hapal dengan diriku bila tiap
kali aku mengirimkan surat lamaran via pos. tetapi semua hasilnya nihil. Aku
tetap menjadi pengangguran. Sarjana nganggur kata orang. Malu rasanya dicap
sebagai sarjana ngangur. Malu pada keluarga, kenapa hingga saat ini masih saja
merepotkan orang tua. Aku malu pada diriku sendiri, terlebih pada saat emak
mengidap penyakit TBC dan memerlukan banyak biaya untuk pengobatan. Aku sebagai
anak laki-laki satu-satunya dan diharapkan menjadi tulang punggung keluarga tak
mampu memberikan pengobatan yang layak buat emak.Selama emak dalam perawatan di
rumah sakit, tak sedikit pun uang yang bisa aku berikan untuk mengurangi biaya
pengobatan. Sedih rasanya menjadi orang yang sedikit berguna. Tetapi emak dalam
sakitnya, terus memberikan semangat untuk tidak berputus asa dalam mencari
perkerjaan. Jangan lupa berdoa memohon petunjuk untuk diberikan jalan yang
terbaik kepada Allah SWT. Allah akan memberikan kemudahan bagi hambanya yang
benar-benar berusaha serta ikhlas dalam mencari rejeki dijalan-Nya. Begitu
pesan emak suatu hari ketika emak masih berbaring di bagsal rumah sakit.
“mau kemana nak,
pagi-pagi sudah mau pergi?” Tanya emak disela batuknya, ketika aku hendak
berpamitan.
“mencari
informasi pekerjaan mak di kantor pos, siapa tahu ada lowongan kerja. Karena
biasanya di mading yang ada di kantor pos ditempel informasi lowongan
pekerjaan” jelasku singkat pada emak.
Setelah mendapat
izin bergegas aku melangkah pergi. Bismillah ya Rabb, kulangkahkan kakiku
menjemput rejeki-Mu. Emak aku yakin dalam doamu harapan itu ada. Aku ingat pesan
sahabat yang ia katakan padaku “berpagi-pagilah kamu, karena rejeki banyak
bertaburan di pagi hari”.
* Emak
Baktiku Padamu
Benar kata orang
setiap kejadian itu pasti ada hikmahnya. Hal ini benar-benar aku rasakan. Aku
jadi pengangguran ketika emak sedang sakit dan butuh pendamping untuk membatu
dan merawat emak dengan baik. Abah dan adikku yang ketiga bekerja, sedangkan
adikku yang kedua mengurus anaknya (keponakanku yang manis namanya Assyfa Gusma)
dan memasak serta mencuci pakaian mengantikan tugas emak sehari-hari. Saran
dari dokter agar emak meminum obat paket selama delapan tanpa putus. Apabila
ada satu hari saja yang terlupa, otomatis harus mengulang meminum obat dari
awal. Aku sangat bersyukur sekali saat ini jadi pengangguran. Kenapa aku
bersyukur jadi pengangguran, karena setiap hari aku bisa mengontrol pada saat
emak hendak meminum obatnya. Semua urusan memberikan minum obat selama delapan
bulan dari pagi, siang hingga malam menjadi tanggung jawabku. Setiap sepuluh
hari sekali aku harus mengambil obat paket di Puskesmas yang telah dirujuk
pihak rumah sakit sebelumnya. Secara berkala emak harus memeriksakan diri ke
dokter untuk mengetahui perkembangan mengenai penyakit yang emak derita.
Mungkin inilah
saatnya aku untuk berbakti kepada emak. Wanita yang telah melahirkanku kedunia
dengan bersusah payah dan rela berkorban nyawa demi anak-anaknya. Aku teringat
saat sahabat Rasul SAW bertanya tentang siapakah diantara kedua orang tua yang
harus dihormati dan ditaati perintahnya terlebih dahulu. Maka Rasul SAW
menjawab dengan diulang sampai tiga kali adalah ibu, baru kemudian yang
terakhir ayah. Ya Allah ijinkan aku untuk menunjukkan baktiku kepada emak dan
ikhlaskanlah niatku.
“Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu diantara
keduanya dalam pemeliharaanmu, maka sekali-sekali janganlah membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS Al Isra’ : 23)
* Doaku
Untukmu
Sekiranya aku
bisa bertukar posisi, biarlah aku saja yang menjadi pesakitan. Biarkan penyakit
itu mengerogoti diriku. Aku tak rela rasanya. Biar aku yang sakit, tetapi emak
yang sehat seperti biasanya. Penyakit TBC yang diderita emak membuat berat
badanya turun drastis. Emak terlihat sangat kurus. Wajahnya semakin tirus.
Membuat wajahnya terlihat lebih tua dari umur emak yang sebenarnya.
“Kang, timbakan
air untuk emak mengambil wudhu!!” teriak Irma adikku yang nomor dua dari arah
dapur
Bergegas aku
menimbakan air untuk emak berwudhu. Adzan dzuhur telah memanggil. Kutuntun emak
berjalan menuju sumur. Adalah emak yang dulu sebagai perempuan yang perkasa
sekarang untuk menimba saja emak tak kuat. Miris rasanya hati ini, tak terasa
mataku berkaca-kaca. Setelah menuntun emak kembali kekamar untuk melakukan
sholat dzuhur, aku berpamitan pergi ke masjid.
“Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhisegala perintah-Ku dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al Baqarah
186)
Ya Allah
kusucikan nama-Mu denga kesungguhan hati untuk mensucikannya. Kulantunkan pada
nabi-Mu Muhammad SAW terkasih, keluarga serta para sahabatnya yang setia. Di
siang hari ini, ketika malaikat siang datang mengahadap kepada-Mu memberikan
laporan tentang amal perbuatan hamba-hamba-Mu. Aku mengangkat kedua tanganku
seraya merendahkan hatiku dihadapan-Mu berdoa. Ya Rahman berikanlah kesembuhan
buat ibuku, berikanlah ia kesehatan badan, kesehatan pendengaran, kesehatan
pengelihatan, serta kesehatan hati yang selalu memuji kebesaran dan mensucikan
nama-Mu. Sungguh Engkaulah Tuhan kami, tiada sembahan yang lain.
Ya Allah Yang
Maha Tahu, Engkau tahu benar mungkin saat ini aku kurang menghadirkan hatiku
sepenuhnya demi kekhusukkan ketika aku berdoa memohon kepada-Mu. Taubatku pun
belum sepenuhnya aku lakukan, terkadang lalai merajai dirku yang hina ini. Tetapi
ijinkanlah aku wahai penggenggam hati semua insan, aku memohon kesembuhan atas
diri ibu hamba. Sesunggunya Tuhanku sanga Bijaksana lagi Perkasa.
Sehabis sholat
dzuhur, aku bergegas pulang. Siang ini seperti biasa pekerjaan yang harus aku
lakukan adalah menyiapkan obat yang akan diminum oleh emak. Delapan bulan bukan
waktu yang sebentar untuk meminum obat. Tapi aku berdoa kepada Allah SWT untuk
mengijinkanku berbuat baik kepada emak hingga sembuh dari penyakitnya dan
menjadikan ini buah pelajaran untukku selalu bersyukur karena masih diberikan
kesempatan untuk berbuat baik kepada kedua orang tuaku. Terutama buat emak.
Delapan bulan pengwasan yang aku berikan untuk mengontrol minum obat buat emak,
tidak sebanding dengan apa yang telah dikorbankan emak untuk anak-anaknya. Apa
pun itu takkan mampu membalas semua kasih sayang yang telah diberikannya.
“Dan kami
wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah yang bertambah-tambahdan
melahirkannya dengan susuah payah juga. (QS Al Ahqaf 15)
* Buah Doa
Manis Rasanya
Hari ini aku
merasakan betapa besarnya kuasa Allah SWT kepada kami. Begitu besar kasih dan
sayang yang Allah SWT berikan kepada keluarga kami. Setelah mengalami cobaan
dan musibah, akhirnya semua yang kami jalani dengan ikhlas berakhir dengan
manis. Bulan Agustus tahun lalu hingga delapan bulan di muka, akhirnya emak
memeriksakan kesehatannya yang terakhir setelah melakukan terapi obat dengan
melakukan test dahak dan raotgen ulang. Hasil test dahak menyatakan bahwa tidak
ditemukan lagi adanya kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman yang
menyebabkan penyakit TBC dan hasil rotgen memperlihatkan paru-paru emak sebelah
kanan yang sebelumnya terlihat menghitam, kini normal kembali. dr. Syaiful Huda
selaku dokter yang menangani emak menyatakan bahwa emak sembuh dari penyakit
TBCnya.
Subhanallah,
sujud syukur kami kepada-Mu ya Allah. Terima kasih telah memberikan kesembuhan
buat emak. Ketika semua harapan bergantung pada-Mu, maka tiada satu orang pun
yang dapat memutuskannya dari-MU. Allah menepati semua janji kepada
hamba-hamba-Nya. Buah dari doa yang kami panjatkan dengan pengharapan yang
besar dan keikhlasan pada Allah begitu manis kami rasakan saat ini.
Alhamdulillah
berita manis lainnya, hasil dari doa yang selalu emak panjatkan dalam sakitnya adalah
mendoakan aku agar segera mendapatkan pekerjaan yang baru. Keajaiban doa
kembali kami rasakan setelah berbulan-bulan lamanya aku tidak bekerja. Aku
mendapatkan kerjaan sebagai administrasi di sebuah perusahaan swasta yang ada
di kota Tulang Bawang. Terima kasih ya Allah telah memberikan kemudahan kepada
kami.
“Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al Insyirah 5-6)
Menggala, Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar