YANDIGSA.COM - Dalam beberapa lagi umat islam akan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Tentunya, sebagai seorang muslim yang taat harus mempersiapkan diri untuk memasuki bulan yang penuh barokah tersebut.
Sejatinya kita semua telah mengetahui bahwa, puasa di bulan suci Ramadhan merupakan puasa yang wajib dilaksanan sebagaimana penjelasan Allah SWT dalam Al Quran ayat ke 183.
“Hai orang-orang yang beriman!! Diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Selama bulan Syaban, banyak yang bisa kita lakukan sebagai persiapan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Materi khutbah Jumat kali ini dibuat dengan singkat dan terbaru dengan tema 4 langkah menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Bagi Anda yang belum sempat menyiapkan materi, khutbah Jumat ini bisa dijadikan bahan referensi untuk materi khutbah Jumat dengan pemahaman yang mudah bagi para jemaah.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh An Nasa’i,
Rasulullah SAW pernah bersabda "Barang siapa yang bergembira akan hadirnya bulan
Ramadan, jasadnya tidak akan tersentuh sedikit pun oleh api neraka."
Dilansir
dari situs hidayatullah.com dan disampaikan oleh Ali Akbar bin Muhammad
bin Aqil, berikut materi khutbah Jumat singkat dan terbaru dengan tema 4
langkah menyambut datangnya bulan suci Ramadhan:
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ
الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedatangan bulan Ramadhan tinggal menghitung jari. Bulan yang sama-sama
kita nantikan akan segera hadir, memasuki masa-masa kehidupan kita dengan
beragam amal-amal berpundi pahala. Layaknya tamu, kita sambut Ramadhan dengan
sambutan yang hangat, kita jadikan momentum tak terlupakan.
Sudah sepatutnya kita bersukacita menyambut Ramadhan karena masih ada
kesempatan emas bagi kita untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Inilah yang menjadi tujuan utama diwajibkan puasa atas diri kita :
“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
(QS: Al-Baqarah : 183).
Sebagai ekspresi kebahagiaan kita
mengucapkan, “Ahlan wa Sahlan ya Ramadhan.” Atau, “Marhaban ya Ramadhan.”
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah kita melakukan berbagai persiapan
sebelum memasuki Ramadhan.
Kita siapkan diri kita, keluarga,
dan masyarakat agar lebih maksimal menjadikan Ramadhan sebagai ajang meraup
pundi-pundi pahala di tiap amal saleh yang kita kerjakan di dalamnya.
Persiapan yang perlu kita lakukan
sejak dini adalah:
Pertama, persiapan Jiwa. Kita bersihkan hati kita dari kerak-kerak
yang mengotorinya. Kita sambut dengan hati yang bening dan suci.
Kita harus memantapkan hati dan jiwa kita bahwa puasa dan ibadah
lainnya yang kita kerjakan adalah semata-mata karena Allah. Jangan sampai
ternoda sedikit pun oleh motif dan tujuan kepada selain Allah.
Kita latih diri ini untuk terbiasa menjadikan Allah sebagai
tujuan dari tiap rangkaian ibadah tak terkecuali ibadah puasa Ramadhan. Jangan
sampai terbesit di hati, “Aku puasa untuk diet. Aku puasa karena tidak enak
dengan tetangga. Aku puasa karena ikut-ikutan dengan masyarakat sekitar rumah.”
Kesalahan dalam menata niat dan hati mengakibatkan amal saleh yang kita
kerjakan berlalu sia-sia, tanpa diterima oleh Allah, karena memang kita
mengerjakannya bukan untuk mencari rida Allah.
Yahya bin Mu’adz berkata :
سَقَمُ الجسد بالأوجاع، وسَقَمُ القلوب بالذنوب؛ فكما لا يجد الجسد
لذة الطعام عند سقمه، فكذلك القلب لا يجد حلاوة العبادة مع الذنوب
“Jasad sakit karena penyakit, sedangkan hati sakit karena dosa. Sebagaimana
jasad tidak bisa merasakan lezatnya makan ketika sakit, begitu pula dengan
hati, ia tidak mampu mengecap nikmatnya ibadah karena berbagai dosa.”
Mari kita sambut Ramadhan dengan
membersihkan jiwa kita dari sifat-sifat tercela dan dosa.
Kaum Muslimin yang Dimuliakan Allah
Kedua, persiapan lImu. Kita sambut Ramadhan dengan memiliki dan
menguasai ilmu seputar ibadah di bulan Ramadhan. Dengan ilmu yang baik kita
bisa mengerjakan ibadah sesuai tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya serta teladan
dari para ulama.
Ilmu di sini meliputi kaifiyat atau tata cara ibadah Ramadhan
dari segi fiqihnya atau hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Allah SWT
berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولً
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabannya.” (QS: Al Isra’ : 36).
Persiapan ilmu merupakan sebuah keniscayaan. Ilmu adalah
penerang jalan yang pada mulanya gelap gulita menjadi terang benderang,
sehingga kita dapat menjalani ibadah dengan benar seperti yang diajarkan dalam
agama Islam.
Persiapan berikutnya atau Ketiga, adalah persiapan Fisik. Dari
Abu Hurairah, beliau berkata, Rasulullah ﷺ
bersabda :
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ
الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin
yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim).
Hal ini memberi motivasi bagi kita untuk menjadi orang beriman yang
sehat, sehat jasmani dan rohani. Aneka ibadah yang kita tunaikan, termasuk di
bulan Ramadhan, menuntut kebugaran fisik dalam mengerjakannya.
Puasa dan shalat tarawih akan sanggup kita laksanakan dengan baik, salah
satunya ketika kita memiliki kondisi fisik yang sehat. Sebagaimana kita
ketahui, muslim yang sakit tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa, tapi
harus menggantinya sesudah Ramadhan berakhir, bila kondisi kesehatannya sudah
kembali pulih.
Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Keempat adalah Persiapan Aktivitas. Kita susun kisi-kisi aktivitas untuk
dikerjakan bersama khususnya kegiatan di masjid dan mushala. Sudah sewajarnya
jika pengurus masjid atau mushala menyusun kepanitiaan untuk menyambut Ramadhan
yang diisi dengan aktivitas tabligh, diskusi, atau kajian tentang Ramadhan.
Panitia Ramadhan juga menyelenggarakan berbagai aktivitas seperti shalat
tarawih yang diiringi dengan ceramah tarawih dan kuliah subuh dengan tema-tema
yang bervariasi. Begitu juga dengan ceramah zuhur di perkantoran, pesantren
kilat bagi anak-anak dan remaja bahkan orang dewasa, tadarusan, berbagai
perlombaan, peringatan malam Nuzulul Quran, l’tikaf sepuluh hari terakhir
Ramadhan, buka puasa bersama, dan lain-lain.
Selain itu, juga mengadakan kegiatan melepas kepergian bulan
Ramadhan dengan takbiran, pendistribusian zakat, shalat Idulfitri, silaturahmi
dan lain sebagainya.
Inilah sejumlah persiapan yang perlu menjadi perhatian kita
semua. Kita tata niat dan hati, kita bekali diri dengan ilmu yang bermanfaat,
kita jaga kesehatan, dan menyiapkan beragam kegiatan yang menunjang ketakwaan
kita kepada Allah SWT.
Semoga Allah Ta’ala mencatat usaha dan niat kita sebagai amal
saleh yang diberkahi.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ
مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ
قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا
لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ
وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا
الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ
الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ
قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ
يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ
وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ
والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ
الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ
وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ،
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Nah itulah 4 langkah yang bisa kita lakukan dalam menyambut
datangnya bulan suci Ramadhan.***
Sumber : hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar